Headlines News :
Home » » Sejarah Kedokteran Islam

Sejarah Kedokteran Islam

Written By Cordoba Clinic on Friday, July 18, 2014 | 4:06 PM

Merujuk ke beberapa literatur sejarah kedokteran terutama pengobatan pada abad Tujuh Masehi, serta mempelajari sejarah prakemunculan Islam dan setelah Islam terhadap pengaruh aktifitas kedokteran di semenanjung Arab, maka kota akan mendapati kenyataan berikut ini:

“Pengobatan bangsa Arab tidak berbeda dengan ilmu – ilmu sekarang. Tabib – tabib masa jahiliyyah belakangan sebelum Islam muncul tidaklah terpencil dari dunia luar. Mereka mengunjungi Persia, Romawi, Syria dan India. Dari bangsa-bangsa itu mereka mentransfer ilmu kedokteran modern untuk dipraktekkan”.

Ibn ‘Usaibah menyatakan dalam karyanya yang berjudul Tabaqat al-Atba’ (Pengikat Para Tabib) bahwa, Tabib Arab yang bernama al-Haris ibn Kadalah yang memeluk Islam pada masa tuanya. Beliau adalah alumnus sekolah kedokteran di Jundisafur dan ia memperoleh tempat tersendiri dalam disiplin kedokteran. Kepakarannya telah diakui. Bahkan Kaisar Anusyirman memanggilnya untuk dimintai tolong menyembuhkan sakitnya. Disamping itu, terdapat banyak nama obat yang disebutkan dalam hadis Nabi Muhammad SAW seperti berikut ini:

1. Al-Huluq al-Hindi (Minyak India), yakni sejenis obat gosok yang berasal dari India

2. Khaidun, sejenis minyak atau salep untuk penyakit tenggorokan dan amandel. Jenis minyak ini juga dapat mengobati radang paru paru, yakni dengan menggosokkannya pada dada pasien.

Dalam hadis sahih al-bukhari dan sahih muslim terdapat hadis yang menjelaskan bahwa bangsa Arab sudah banyak mengenali penyakit dan jenis luka. Rasulullah pernah menyebut sakit perut atau mules dengan ‘iqru al-kalbah (keringat demam), radang paru paru dan tenggorokan dengan al-‘uzrah. Rasulullah juga pernah menganjurkan berbekam sebagai upanya penyembuhan sakit kepala serta menghentikan tekanan darah tinggi.

Dalam satu riwayat diceritakan bahwa salah seorang sahabat nabi yang bernama ‘Urfajah ibn As’adah, hidungnya terpotong dalam sebuah peperangan. Para tabib saat itu membuatkan hidung palsu yang terbuat dari bahan yang berkarat. Kemudian mereka berinisiatif untuk membuatnya dari bahan emas. Tetapi ‘Urfajah ibn As’adah menolak inisiatif para tabib sebelum mendapatkan izin dari Rasulullah karena Islam melarang seorang pria muslim memakai emas sebagai perhiasan. Namun ternyata Rasulullah mengizinkannya karena hal tersebut mendesak demi pengobatan dan tidak berniat untuk memamerkannya. Demikian pula Rasulullah mengizinkan pembuatan gigi dari bahan emas serta melapisi gigi dengan bahan tersebut karena alasan mendesak.

Referensi: Rufaidah : Kisah Perawat Wanita Pertama dalam Sejarah Islam (Ahmad Syauqi Al-Anjari)

Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2014. CORDOBA clinic - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template